Di awal bulan Januari 2011 pemerintah secara resmi telah mengeluarkan payung hukum sebagai jabaran dari Undang-Undang Sisdiknas dan peraturan pemerintah No 19 tentang Standar Nasional Pendidikan. Adalah Permendiknas no 2 tahun 2011 yang merupakan dasar pijakan untuk pelaksanaan Ujian di tingkat sekolah dasar.
Ada banyak perbedaan dalam rencana dan aturan pelaksanaan Ujian tingkat SD tahun 2011 ini, Perubahan yang tampak nyata adalah perubahan nama istilah dari Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN) menjadi Ujian Nasional (UN) SD.
Perubahan nama ini bukan hanya sekedar perubahan nama tetapi membawa konsekuensi lain dalam pelaksanaannya. Sejatinya dari awal kegiatan ujian di SD yang sebelumnya dikenal dengan UASBN dan sekarang menjadi UN tidak terlalu banyak perubahan, mengapa demikian karena bentuk soal, mata pelajaran yang diujiannasionalkan tidak banyak mengalami perubahan. Hal yang mendasar perubahannya adalah dalam aspek penentuan kelulusan peserta didik dengan menggunakan istilah Nilai Akhir (NA). Nilai akhir NA ini diperoleh dari 40% nilai Sekolah dan 60% dari nilai UN.
Nilai US diperoleh dari 40% rata-rata nilai raport semester 7, 8, 9, 10, 11 dan 60% dari rata-rata nilai ujian sekolah yaitu ujian tertulis dan praktek. Hal ini memberikan peluang bagi guru untuk menilai peserta didik bukan hanya dari kegiatan ujian akhir saja tetapi juga mempertimbangkan penilaian proses dalam kegiatan belajar sehari-hari melalui nilai raport.
Nilai US diperoleh dari 40% rata-rata nilai raport semester 7, 8, 9, 10, 11 dan 60% dari rata-rata nilai ujian sekolah yaitu ujian tertulis dan praktek. Hal ini memberikan peluang bagi guru untuk menilai peserta didik bukan hanya dari kegiatan ujian akhir saja tetapi juga mempertimbangkan penilaian proses dalam kegiatan belajar sehari-hari melalui nilai raport.
Proporsi dan cara perhitungan menentukan kelulusan tingkat SD seperti itu tentunya akan berdampak pula terhadap penerimaan siswa baru memasuki SMP. Hal itu tentunya menjadi catatan penting bagi adik-adik kelas 6 untuk segera mempersiapkan diri sejak dini.
Ujian Nasional (UN) adalah salah satu implementasi pelaksanaan penilaian oleh pemerintah dengan tujuan untuk pertama, menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA); kedua mendorong tercapainya target wajib belajar pendidikan dasar yang bermutu. Sedangkan hasil UN digunakan sebagai salah satu pertimbangan untuk : pemetaan mutu satuan pendidikan, dasar seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya, penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan, dan dasar pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam upaya peningkatan mutu pendidikan.
Permasalahannya Bagaimana kita dalam menyiapkan diri agar sukses mengikuti UN SD? Mengapa pertanyaan ini muncul karena selain lulus sebagai target utama peserta didik harus sukses dalam seleksi penerimaan siswa baru SMP. Beberapa hal yang menjadi kunci sukses bagi peserta didik dalam menyiapkan UN ini adalah:
a. Kuasai Materi Pelajaran
Menguasai meteri pelajaran adalah hal yang terpenting yang harus dikuasai siswa, hal ini didasarkan pada materi soal yang diujikan, tanpa menguasai materi maka siswa akan mengalami kesulitan, selain jumlah materi yang harus dipelajari cukup banyak juga materi tersebut lingkupnya mulai kelas 4, 5 dan 6. Solusi untuk hal ini adalah pertama, pelajari materi apa yang akan diujikan melalui SKL yang dirincikan dalam indikator soal UN yang dikeluarkan pemerintah. Kedua, pelajari soal-soal UN sebelumnya, lalu bandingkan satu atau dua tahun terakhir dengan indikator yang akan keluar maka kita akan mampu memprediksi soal yang keluar ditahun sekarang. Ketiga, belajarlah dengan menggunakan teori-teori singkat yang mudah dipahami, dimengerti dan diingat dalam waktu cepat.
b. Siapkan mental dan fisik
Kesiapan mental adalah hal penting dalam menyiapkan UN , dengan kesiapan mental yang kuat maka saat melaksanakan UN siswa akan menghadapinya dengan tenang, percaya diri, dan tidak dalam kondisi yang takut atau stress. Kondisi stress, takut, galalu, cemas dan tidak percaya diri hanya akan melemahkan kemampuan siswa. Jika pada saat ujian siswa menghadapinya dengan kondisi tenang, gembira dan penuh percaya diri maka hasilnya pun akan optimal sesuai dengan potensi siswa tersebut. Bagaimana caranya agar peserta didik memiliki mental yang kuat antara lain; pertama, Ciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan penuh dengan optimis, kedua siswa dimotivasi dengan diberi peluang untuk bersaing dengan siswa lain misalnya mengikuti berbagai macam kegiatan try out, ketiga kurangi kegiatan-kegiatan lain agar peserta didik tidak kecapaian, dan kempat, orang tua dan lingkungan harus menciptakan suasana yang kondusif agar anak terhindar dari suasana tekanan.
c. Tingkatkan motivasi belajar
Sukses tidaknya peserta didik dalam menghadapi UN juga sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya motivasi siswa dalam mempersiapkan diri menghadapi UN. Peserta didik akan memiliki energi belajar yang dahsyat manakala memiliki motivasi yang kuat dan hebat. Motif adalah daya dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan sesuatu, atau keadaan seseorang atau organisme yang menyebabkan kesiapannya untuk memulai serangkaian tingkah laku atau perbuatan. Sedangkan motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan, atau keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu.
Motivasi dapat timbul dari dalam individu dan dapat pula timbul akibat pengaruh, dari luar dirinya. Motivasi dari dalam diri siswa dikenal dengan motivasi intrinsic. Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dorongan dari orang lain, tetapi atas kemauan sendiri. Misalnya anak mau belajar karena ingin memperoleh nilai UN yang tinggi, ingin masuk SMP favorit pilihannya dsb. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang datang dari luar individu, bisa orang tua, lingkungan keluarga/lingkungan rumah, lingkungan masyarakat, temannya sendiri dsb.
d. Siapkan keterampilan teknis.
Keterampilan teknis yang dimaksud adalah siswa dibekali tidak hanya menguasai materi dan kesiapan mental juga harus menguasai keterampilan teknis lainya, antara lain:
a) Keterampilan mengerjakan lembar jawaban komputer
Keterampilan ini sangat penting dikuasai siswa, karena UN tahun 2011 diprediksi masih menggunakan lembar jawaban komputer dengan system silang. Siswa kadang mengabaikan hal ini, padahal keterampilan menjawab soal melalui LJK ini juga sangat menentukan hasil UN siswa. Misalnya apabila pengisian biodata salah, penomoran peserta salah termasuk cara memberi silang dan menghapus jawaban yang diganti ikut menentukan hasil UN siswa. Oleh karena itu tips untuk keterampilan ini adalah pertama selalu mengikuti kegiatan-kegiatan try out secara rutin.
b) Keterampilan menjawab soal-soal
Keterampilan teknis ini sangatlah penting untuk dikuasai siswa dalam menjawab soal-soal UN. Menguasai keterampilan menjawab soal ini dimaksud agar siswa dapat mengerjakan soal-soal dengan cepat, tepat dan benar dalam waktu yang sangat singkat, sehingga waktu yang tersedia selama 120 menit dapat dimanfaatkan bukan hanya mengerjakan soal tetapi juga sampai pada pemeriksaan dan pengerjaan ulang soal UN.
Bagian yang sangat penting untuk menyiapkan siswa sukses UN adalah dengan tetap berdoa karena sesungguhnya manusia itu hanya berusaha dengan semaksimal mungkin dan keputusan akhir yang paling menentukan adalah kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa.
0 komentar:
Posting Komentar